Back to Media Center Page
Internal Publications

Transformasi ESG dalam Sektor Perbankan: Langkah Strategis BRI Menuju Green Finance

Transformasi ESG dalam Sektor Perbankan: Langkah Strategis BRI Menuju Green Finance
Create by: Source Logo

Published: 27 Jul 2025

Pemahaman tentang regulasi ESG kini menjadi bagian penting dalam tata kelola bisnis sektor finansial. Bank-bank besar tidak lagi menempatkan isu keberlanjutan semata sebagai program tambahan, melainkan menjadi bagian dari strategi utama bisnis. Materi yang dipaparkan oleh Ajeng Sekar Putih, selaku Executive Vice President of ESG PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, menjadi salah satu contoh bagaimana lembaga perbankan menerjemahkan regulasi ESG ke dalam struktur risiko, produk, dan strategi.

Regulasi ESG dalam Integrasi Proses Bisnis dan Manajemen Risiko

Menurut laporan European Banking Authority (2022), ESG tidak hanya diperlakukan sebagai laporan publik, melainkan harus diintegrasikan dalam proses inti bank. Beberapa integrasi tersebut mencakup:


1. Pemantauan perubahan lingkungan bisnis dan ketahanan jangka panjang,

2. Interaksi aktif dengan pemangku kepentingan,

3. Penetapan tujuan strategis terkait ESG,

4. Pengembangan produk keuangan berkelanjutan.


Dalam konteks risiko, ESG pada keuangan berkelanjutan disusun dalam credit lifecycle. Tahapan prosesnya dimulai dari penyaringan sektor dan daftar pengecualian, asesmen melalui scorecard risiko, penyesuaian probabilitas default (PD/LGD), hingga penilaian emisi gas rumah kaca. Setelah itu, proses berlanjut ke tahap approval berdasarkan kebijakan sektoral dan non-sektoral, kemudian dokumentasi melalui klausul kontrak, dan diakhiri pemantauan berdasarkan Climate Risk Stress Test, KPI ESG, serta sistem early warning indicators.


Climate Risk Management dan Kerangka OJK

BRI telah melakukan identifikasi climate-related risks melalui penerapan Climate Risk Management and Scenario Analysis. Kerangka ini merujuk pada buku Climate Risk and Scenario (CRMS) yang disusun oleh OJK, dan menjadi panduan pertama bagi bank dalam menerapkan tata kelola risiko iklim sesuai standar global.


Langkah ini menyelaraskan BRI dengan standar internasional seperti TCFD maupun panduan ISSB dalam aspek manajemen risiko iklim dan keputusan strategis keuangan berkelanjutan.


Regulasi ESG pada Produk Keuangan Berkelanjutan

Selanjutnya, integrasi ESG juga terlihat jelas dalam desain berbagai produk pembiayaan BRI. Struktur produknya terdiri dari:

1. Kerangka Obligasi Hijau

Pemanfaatan dana wajib dialokasikan minimum 70% untuk Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL), dan maksimum 30% untuk aktivitas lain yang bersifat sosial atau mikro. Kategori KUBL sesuai taksonomi hijau antara lain energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan air, transportasi rendah emisi, konservasi keanekaragaman hayati, hingga bangunan ramah lingkungan.

2. Obligasi Sosial

BRI menargetkan enam kelompok populasi utama seperti masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja terdampak krisis iklim, perempuan, kelompok rentan sosial dan ekonomi, sampai kelompok tanpa akses pendidikan dan pekerjaan. Proyek yang dibiayai meliputi layanan dasar terjangkau, perumahan layak, akses kesehatan, ketahanan pangan, dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.

3. Sustainability-Linked Loan (SLL)

Produk ini memberikan insentif kepada peminjam agar mencapai target keberlanjutan yang terukur, melalui penetapan KPI ESG dan Sustainability Performance Targets (SPT). Capaian tersebut dipantau secara berkala, dan keberhasilan nasabah dalam memenuhi target keberlanjutan akan mempengaruhi syarat pinjaman secara finansial.


Alat Penilaian dan Sistem Skor ESG di Sektor Perbankan

Secara garis besar, bank menggunakan berbagai alat untuk melakukan asesmen regulasi ESG, seperti:


1. Sistem skoring ESG internal,

2. Pemetaan taksonomi berkelanjutan,

3. External assurance,

4. Kerangka keberlanjutan (sustainability framework),

5. Pelaporan berdampak (impact reporting).


Tools tersebut disesuaikan dengan framework internasional seperti GRI, SASB, TCFD, maupun IFRS Sustainability Disclosure Standards.


Penutup: Regulasi ESG Membuka Akses ke Green Capital

Materi dari Ajeng Sekar Putih menggambarkan bahwa ESG telah menjadi elemen strategis yang mendukung ketahanan jangka panjang BRI dan mendorong akselerasi green capital. Integrasi regulasi ESG tidak hanya menjawab tuntutan transparansi, melainkan juga mendukung inovasi produk dan perluasan portofolio hijau di sektor finansial tanah air.


Melalui penerapan credit lifecycle berbasis ESG, risk scenario iklim, taksonomi hijau, dan produk finansial berkelanjutan seperti green bond dan SLL, BRI menunjukkan roadmap konkret menuju bank masa depan yang resilien dan inklusif.


Referensi:

- European Banking Authority. (2022). ESG Risk Management Guidelines.

- OJK. (2023). Climate Risk and Scenario Analysis Handbook.

- BRI ESG Material Presentation – Ajeng Sekar Putih, EVP ESG, BRI (2024).

- Climate Bonds Initiative. (2023). Global Sustainable Finance Data Update.


Frequently Asked Questions

Find quick and comprehensive answers to everything you need to know about ICSO 2025—from registration to event day details.